skip to main |
skip to sidebar
Derai deras kerinduan
setiap rindu ini datang, air mata tak mampu ku hitung deras terlukis di
pipiku
Rindu pada masa yang tak pernah dan takkan pernah bisa kembali
Ingin ku sampaikan pesan pada waktu yang terus berdendang tinggalkan diriku
yang masih terpaku
Tergugu mencoba memahami rasa yang semakin tak ku tau alurnya
Tak percaya pada keharusan hati untuk terus berjalan
Berjalan temukan makna otentik dari sebuah hidup
Namun ku rasakan kebencian pada sang waktu yang entah kenapa
Mungkin ini kebencian yang salah
Entahlah.. yang ku tau bahwa sekarang diriku merasa akan kehilangan sesuatu
Sesuatu yang kurasa baru ku temukan
Sesuatu yang lama kunanti
Tapi waktu begitu singkat memberiku kesempatan
Kesempatan tuk nikmati alunan melodinya
Walau ku sadar sebuah pertemuan pasti beresiko perpisahan
Tapi tak bisakah sejenak biarkan diri ini ukir lebih banyak kenangan
bersama mereka
Bersama mereka yang telah terlanjur mendekapku dalam sebuah kehangatan tawa
Yang telah mengisi setiap kehampaan hati ini
Hati yang lama tak mengenal canda
Tak mengerti deru gejolak jiwa muda
Yang ku tau saat itu hanya sebuah kemonotonan yang semakin bosan dirasa
Dan kini tak ada kata bosan tertulis
Karena setiap dentingan waktu ternimati indah
Ku bisa luapkan semua ekspresi yang sempat tertahan
Tertahan oleh ketakmampuan diri ini singkap kesepian
Ketakmampuan menjamah sebuah kata persahabatan
Terkadang jiwa ini tak mampu ku kendalikan
dipenuhi rasa yang terasa konyol
biarkanlah ku melayang terbang dan hinggap
hinggap dekap semua jalinan sandiwara nyata masa itu
sandiwara penuh tawa dan secerca luka
luka yang manis dirasa
karna cinta yang telah membasuhnya
membasuh dengan segala kelembutan dan kemolekannya
jenaka yang membalutnya dengan kesemarakan canda
yang kini takkan pernah ku coba lupa
hamparan kisah persahabatan di kelas 12 ipa
18 januari 2014
0 komentar:
Posting Komentar