contoh puisi sederhana

Sabtu, 13 Juni 2015

| | | 0 komentar


_Senyuman mendung_

Kilatan bisu coba sadarkan lamunku yang panjang
Menerjang batas langit malam yang terasa tajam memandang kelam
Lirih-lirih bisikan gerombolan harapan menggelitik bualan
Tersenyum sedikit sang kawan tak mau tertawa
Dan imajinasi mencakar rautan sketsa lara tak mau rasakan
Gemuruh petir meruntuhkan kerasnya kebencian
Terikat angin malam terbang hilang tak lagi datang
Butiran-butiran penyesalan berceceran tak mampu kembalikan
Hanya sebuah melodi asa yang harus dipertahankan sampai hujan tak lagi menyeranng
Yaa... pelangi itu akan datang
Menghapus semua kesedihan dan penyesalan
Membawa kelembutan di setiap joretan warna untuk sang pemilik keyakinan
Mengusap lara rasakan keindahan
Memeluk memanjakan dengan binar semburat keelokan untuk ciptakan harapan-harapan baru
Dan tak lagi ketakutan dalam merangkul mimpi-mimpi besar itu

01-12-2014

_ Dalam Tubuh ku rasa _

Mulutku terdiam
Mendengarkan otak dan hati beradu pikiran
Mataku terpejam
Melihat nurani coba tenangkan kebisingan
Kebisingan karena ketakutan
Ketakutan pada sebuah kata sederhana yang tajam
Yang enggan ku ucapkan
Tubuhku bergetar
Merasakan keanehan karena rasa yang mulai menyerang
Sebutir rasa yang itu berloncatan tak karuan
Seakan menindih semua kebencian
Melontarkan kata manis yang renggut kemarahan
Telingaku tak bersuara
Hanya bergumam pada asa yang terus menjelma
Sedikit bardendang untuk mereda lara
Dan meyakinkan pada semua bahwa rasa itu tak berdosa
Tak salah jika menyimpanya
Selagi tak resahkan yang lainnya

05-01-2015

_Kekonyolan yang menggemaskan _

Ketika dua kekuatan bertubrukkan
Dan tak ada yang mau mengalah
Apalagi mundur untuk sejenak mengosongkan pertikaian
Yang membuat kelemahan kebingungan tak tau harus berjalan keluar
Kebuntuanlah yang ia temukan bersama kawan
Pun dengan kerubutan ketakutan
Kurangnya pengalaman menambah kekaauan pikiran
Yang semakin membingungkan
Ketidak jelasan atas semua masalah yang ia berusaha mengatasinya
Namun masih belum teratasi oleh tangannya
Bantuanlah kini dibutuhkan
Otak tak boleh lengah
Ia terus berputar mencari akal
Mencoba mencari terowongan
Agar dua kekuatan tak lagibertubrukkan
Kepasrahan mulai menyerang
Sebisa mungkin ia kuatkan keyakinan
Keyakinan bahwa masalah ini akan membuahkan senyuman untuk kemenangan
Dan tak lagi ada ketakutan pada kata kegagalan
Karena mataku mampu menangkap radar kesuksesan
06-01-2015

puisi sederhana tentang cita

| | | 0 komentar
_ Geliat Asa _

Kini mendung merengkuh sang mentari
Menderaikan hujan dalam renda awan hitam
Kibarkan angin tawarkan dingin
Si anak eratkan pelukan mengharap kehangatan impian
Tak mau lepaskan lalu sunggingkan senyum dengan binar
Menggeliat manja usapkan peluh gelisah
Merengek meminta buaian senja
Yang sudah terkepung mega
Menari nari bola matanya
Terus memohon ambilkan pena
Untuk menuliskan cita-cita mulia
Bertumpu asa yang nyata
Bertopang pada kekuatan hatinya


29-10-2014